Kenapa monyet dikasih nama monyet?
Mungkin karena monyet berpenampilan dan bertingkah laku seperti monyet pada umumnya kali ya?
Entah kenapa kata "monyet" ini di dalam bahasa Indonesia diasosiasikan dengan hal2 yang nggak serius atau cuman main2. Banyak dari kita bahkan mengasosiasikan kata "monyet" ini dengan ketidak sempurnaan, contoh: Kalo misal ada orang ngatain kamu "Lu kaya monyet!", orang itu secara tidak langsung ingin bilang kalau penampilan atau muka kamu tidak sempurna, alias mirip monyet.
Ada juga sebuah ungkapan di bhs Indo yang menggunakan kata monyet, yaitu cinta monyet.
Cinta monyet.....seperti monyet2 pada umumnya, tidak serius, cuman main-main, dan tidak sempurna.
Di buku Raditya Dika yang judulnya Cinta Brontosaurus, dia pernah bilang kalau cintanya anak-anak yang sering disebut cinta monyet itu lebih tulus daripada cintanya orang dewasa. Waktu kita dewasa, kita nggak bisa segampang itu jatuh cinta pada seseorang, selalu ada banyak pertimbangan. Status sosial, ras, tingkat kemapanan seakan-akan menjadi lebih prioritas daripada esensi dalam diri seseorang itu sendiri.
Beda dengan cinta monyet, cinta yang orang-orang bilang cuman main-main dan tidak sempurna ini ternyata lebih tulus drpd cinta orang dewasa. I LIKE YOU JUST BECAUSE IT'S YOU
Maka dari itu si Raditya Dika menyebut cintanya orang dewasa dengan sebutan cinta brontosaurus, karena cinta monyet lebih "modern" daripada cinta orang dewasa.
Ngomong2 soal monyet, dulu aku juga pernah cinta monyet...
Iya, dulu aku pernah suka sama seseorang, sebut aja si "monyet"
Pertama kali kenal sama si monyet ini waktu kelas 8 SMP. Si monyet dulu kalau ke sekolah suka pakai rok yang panjangnya di bawah ketentuan sekolah, entah karena mau pamer atau supaya kakinya jadi adem.
Karena dulu waktu kelas 8 aku masih lugu dan alim banget (belum tercemar bokep dan hal-hal duniawi lainnya) tentu saja impresi pertamaku ttg si monyet kurang bagus. "Dasar monyet gak bener" was my very first impression of her.
Si monyet ini ternyata seorang artis cilik seperti Joshua dan Tinatoon. Waktu SD dia pernah jadi anggota tetap di sebuah acara buat anak-anak dari sebuah stasiun TV. Acaranya itu tentang tutorial2 singkat keterampilan tangan seperti menggambar, menghias dsb. Biasanya si monyet duduk di ujung, terus di tengahnya ada om2 yang ngomong terus sepanjang acara, kemudian yang duduk di ujung yang lain adalah si boboho anak tetangga sebelah.... Iya, anak tetanggaku sendiri.
Mungkin si monyet ga pernah tahu kalau aku pernah muncul di acaranya dia 1x. Waktu itu sekolahku lagi promosi di acara tersebut. Nah di salah satu segmen ada pertunjukan seni bela diri Wushu. Kebetulan di sekolahku ada ekstra kulikuler Wushu, dan dulu aku tertarik untuk ikut ekstra kulikuler tersebut. Di sekolahku dulu ada adik kelas yang jago Wushu banget. Pokoknya kalo udah pegang golok langsung was wis wus deh. Nah di segmen Wushu tersebut, ceritanya si adik kelas jadi jagoannya ( karena emang paling jago) dan kakak2 kelasnya (termasuk aku) jadi sidekick nya. Akhirnya si adik kelas yang bisa pamer golok jadi terlihat keren, sedangkan kakak2 kelas yang cuman pakai tangan kosong cuman bisa pamer jurus2 yang cupu punya. Sedih amat yak dulu jadi kakak kelas yang tertindas.
Kembali lagi ke cerita awal, waktu pun terus berjalan, dan lama-lama aku jadi mulai suka sama monyet. Kenapa bisa suka? Aku juga nggak tahu. Aku suka sama si monyet karena monyet adalah monyet.
Dulu karena aku suka sama si monyet, aku jadi mulai ngikutin gaya hidup si monyet. Dulu gara-gara si monyet punya friendster, aku jadi ikutan bikin friendster. Dulu waktu si monyet lagi suka boyband bersuara fales, aku jadi ikut2an dengerin lagu2 boyband fales tersebut. ( walaupun sebenernya gak suka). Bahkan dulu aku juga sempet ikut ekstra kulikuler bahasa mandarin karena si monyet juga ambil ekstra kulikuler tersebut (walaupun waktu itu gak ada interest belajar bhs mandarin). She became my motivation and reason in doing something new.
Till one day, she told me that she liked someone else.... I was so jealous and sad. And I was stupid enough to confess my feelings to her even though I knew what the answer would be. Long story short, I was rejected.
Of course I was sad. I was down for a few months because of that.
But after overcoming brokenheart, si monyet dan aku mulai jadi sahabatan, bahkan sampai sekarang. That was a precious experience because from that event, I found my life time best friend.
If you asked me how I describe her in my eyes, well maybe this song could describe her best...
"Cold Coffee" by Ed Sheeran
She's like cold coffee in the morning
I'm drunk off last nights whisky and coke
She'll make me shiver without warning
And make me laugh as if I'm in on the joke
And you could stay with me forever...
Or you could stay with me for now...
hmmm...kayanya gw kenal nih sama ni orang..........
ReplyDelete